Sexual Harrasment dan Rape Culture di Indonesia
Hello. Welcome back guys! <3
Btw, kalian pasti udah sering kan, dengar tentang Sex Harassment (Pelecehan Seksual)? Yap, udah bukan hal yang tabu lagi ya buat kita bahas.
1. Parenthing system & pendidikan seks dini
Btw, kalian pasti udah sering kan, dengar tentang Sex Harassment (Pelecehan Seksual)? Yap, udah bukan hal yang tabu lagi ya buat kita bahas.
Pelecehan seksual adalah perilaku sex yang tidak diinginkan dan bisa terjadi dimana dan kapan saja. Beberapa perilaku dibawah ini termasuk pelecehan sexual yang kadang kita nggak sadarin karena sering terjadi di lingkungan kita. Contohnya :
1. Catcalling
Catcalling disini artinya bukan manggil kucing ya. Menurut Urban Dictionary sendiri, catcall adalah "peristiwa disaat kalian mencoba buat bersiul atau mengatakan sesuatu yang berbau seksual kepada orang asing yang biasanya sedang lewat". Kalian cewek yang lagi baca ini pernah nggak digodain cowok-cowok dijalanan? Yap, itu termasuk street harassment & catcalling. Pernah gak sih kalian di "suit-suitin" atau dipanggil "cewek cantik mau kemana nih?" atau bahkan yang lebih parahnya, ada yang sampe dikejar? Ohya, kadang ada yang muji bilang "cantik amat sih" or "badannya bagus nih" or etc. Tolong buat kalian girls, yang masih suka dipuji di jalanan, sadar dong itu bukan pujian, tanpa kalian sadari itu udah termasuk catcall.
2. Touching without consent
Nah, yang lebih parah ada beberapa korban yang menjadi objek pelecehan dengan disentuh tanpa persetujuan (touching without consent). Ini bisa terjadi ditempat sepi maupun ditempat umum. Si pelaku kadang memanfaatkan situasi dan langsung melakukan aksinya tanpa persetujuan korban. Ngeri gak sih?
3. Sexual Favors/bantuan sexual
Ini biasanya terjadi dilingkungan kerja atau bahkan dilingkungan sekolah. Misalnya seorang wanita yang ingin meminta bantuan pada rekan kerja pria. Pelaku kadang menjanjikan bantuannya tapi dengan imbalan sex favor dari si wanita tersebut. Ngerti kan ya? hehe. Kasus seperti itu bisa saja terjadi di lingkungan manapun
4. Candaan/lelucon tentang sex
Jangan bersembunyi dibalik kata "bercanda" kalau soal pelecehan sexual. Kadang ada pelaku pelecehan yang berdalih "ah, cuman canda doang kok gausah diseriusin" oh damn shit. Candaan bukan jadi candaan kalo kamu sendiri yang merasa terhibur, sedang korban merasa tersinggung/terganggu
5. Pemerkosaan
Pemerkosaan merupakan salah satu dari tindak kekerasan seksual dan yang paling naas, ada yang berujung pada kematian. Dari sekian banyak kasus, korban pemerkorsaan banyak yang kehormatannya ikut melayang bersama nyawanya.
Diantara semua perilaku sexual diatas, sebenarnya masih ada yang included in sexual harassment. Tapi disini aku masih mau bahas satu hal lagi yang penting, tentang "Rape Culture"
Rape Culture adalah masalah serius yang dianggap sepele dan sering terjadi dimasyarakat Indonesia. Disini aku bakalan bahas garis besarnya dan kalian bisa searching sendiri kaitan sex harassment dan rape culture. Pelecehan seksual bukan hal yang sepele, bukan pula candaan. Ini masalah serius yang memerlukan perhatian dari semua pihak.
Rape culture selalu menyalahkan korban dengan dalih "Siapa suruh pake baju seksi", "siapa suruh pulang malam-malam", "siapa suruh lewat jalanan sepi". or etc. Rape culture juga selalu menganggap pelecehan seksual merupakan hal yang biasa, dengan dalih "ah cuma digodain gitu doang kok", "aelah sok cantik banget sih", "namanya juga laki-laki, wajarlah kalo godain" or etc. Juga, rape culture menerapkan logika seksis smerawut ibaratnya cowok adalah kucing dan si cewek adalah ikan, dan menganggap cowok itu agresif sedangkan cewek pasif. Pikirin deh, emang kalian serendah itu? disamain sama hewan? Bayangkan betapa rendahnya kalian yang disamain kayak hewan haha. Nah terus, ada juga tuh korban pelecahan/perkosaan yang dinikahin sama si pelaku dengan dalih tanggung jawab. Bayangin deh, pelaku yang udah buat dia trauma, takut dan gak nyaman, malah harus tinggal dan bersama dengan korban dalam waktu yang lama?!. Terus, kalo yang jadi korban itu cowok, mereka nganggap si cowok lemah dan gak bisa ngelawan.
Oh ya, cewek yang jadi korban juga kadang punya rasa takut buat ceritain/laporin pelecehan yang terjadi sama dia karena takut dituduh bohong, atau karena pelaku merupakan orang yang dikenal/dekat dan takut muncul stigma negatif dilingkungannya, like "wajar dia digituin, bajunya kebuka sana sini kok" or "emang dia nakal dan sering pulang malam, temen cowoknya juga banyak". huhuuu kasian banget yaa si korban. Gak bisa dipungkiri emang, otak lelaki yang ngeres dan piktor. Tapi masa sih kalian para lelaki masih mau serendah itu dan nganggap kalo perempuan itu cuman jadi objek seks semata?! Belum lagi, pandangan bahwa hal terpenting dari seorang wanita adalah "keperawanannya" dan jika itu sudah hilang ia dianggap kotor dan tidak memiliki masa depan lagi. Lalu, bagaimana dengan yang kehilangan keperawanannya bukan karena keinginannya sendiri?
Nah, ada juga kan tuh yang sering bilang "kalo gak mau digituin makanya jaga sikapnya, jaga pakaiannya, jangan pulang malem, jangan lewat jalanan sepi" or etc. Kita kembalikan lagi ya, korban pelecehan bukan cuma cewek yang bajunya kebuka, yang pakaiannya tertutup pun jadi korban pelecehan. Juga, buat para lelaki yang hawa nafsunya langsung kepancing cuma karena liat cewek dengan baju terbuka, plis gunain otak kalian. Manusia pada dasarnya gak sebar-bar itu yang make insting hewani dan gak mikir lagi pake akal sehat sebagai seorang manusia. Masih mau dianggap serendah itu, lelaki?
Kesimpulannya, rape culture merupakan budaya yang menoleransi pelecehan seksual dan menganggapnya hal sepele. Pelecehan seksual sering terjadi dan dianggap hal yang biasa sehingga sudah diterima dalam kehidupan sehari-hari, yang nyatanya hal ni dapat mengganggu psikologis korban. Rape culture bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi dibeberapa Negara di dunia.
Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengantisipasi pelecehan seksual dan budaya rape culture ini semakin berkembang, contohnya :
1. Parenthing system & pendidikan seks dini
Orang tua sudah seharusnya memberi pemahaman pada anaknya sedini mungkin tentang edukasi seks. Sudah seharusnya pendidikan seks tidak dianggap lagi sebagai hal yang tabu dan negatif dalam lingkungan sekolah / masyarakat sehingga anak-anak bisa diajarkan dan diberi pengertian sejak dini untuk menghindarkan mereka dari perlakuan seks yang tidak diinginkan
2. Public awareness (kesadaran publik)
Masyarakat juga seharusnya mengerti bahwa paham rape culture berbahaya jika paham tersebut terus berkembang dalam masyarakat. Menanamkan kesadaran pada diri sendiri merupakan hal yang penting.
3. Perhatian pemerintah
Banyak korban yang menutup mulut ketika menjadi korban pelecehan karena takut dengan sanksi sosial dan stigma negatif yang akan muncul di masyarakat. Seharusnya kita mendengarkan keluhan mereka dan tidak mengeluarkan tuduhan pada korban sex harassment dan pemerintah harus bertindak lebih tegas lagi dalam menyikapi kasus seperti ini.
Singkatnya, dibutuhkan kerja sama semua elemen masyarakat untuk menghadapi persoalan ini. Menanamkan pengetahuan dan kesadaran mulai dari diri sendiri akan sangat membantu dalam hal meminimalisir sexual harassment dan kaitannya dengan rape culture di Indonesia.
Well, semoga kita semua yang baca ini bukan merupakan bagian dari orang yang menoleransi budaya rape culture ya! See yaaa di tulisan berikutnya
With Love,
Nurul F. Panjili
Komentar
Posting Komentar